Nasehat Ulama untuk Pilih Pilihlah Kalau Mau Mengaji

Kayak iklan minyak kayu putih, Buat anak kog pake coba-coba, demikian pula dalam hal mengaji. Ngaji kog ustadnya coba-coba. Kalau minyak kayu putih paling efeknyanya duniawi, kalau coba-coba pilih tempat ngaji jelas dunia akherat efeknya.


So, kayak apa sih ustadz atau ustadzah yang 'patut dihindari'. Yang pertama, biasanya dia itu orang yang kalau dakwahnya 'asal ngomong saja'. Dia ustadzah / ustad yang memberikan pengajian tanpa mau memeriksa penjelasan terdahulu dari kalangan ulama salaf. Simak deh bahwa paa ulama saja sudah menjelaskan Larangan Berfatwa Tanpa Bimbingan Salafush Shalih:

gambar persimpangan jalan kebenaran dan salah bagus
sangat tipis bedanya
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata:
Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. 

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islam maka baginya laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.”

Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata kepada sebagian muridnya:
Hati-hati engkau, (jangan, -pen.) mengucapkan satu masalah pun (dalam agama pen.) yang engkau tidak memiliki imam (salaf, -pen.) dalam masalah tersebut.”

Beliau rahimahullahu juga berkata dalam riwayat Al-Maimuni:
Barangsiapa mengatakan sesuatu yang tidak ada imam atasnya, aku khawatir dia akan salah.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata:
Adapun para imam dan para ulama ahlul hadits, sungguh mereka semua mengikuti hadits yang shahih apa adanya bila hadits tersebut diamalkan oleh para sahabat, generasi sesudah mereka (tabi’in) atau sekelompok dari mereka. Adapun sesuatu yang disepakati oleh salafush shalih untuk ditinggalkan maka tidak boleh dikerjakan. Karena sesungguhnya tidaklah mereka meninggalkannya melainkan atas dasar ilmu bahwa perkara tersebut tidak (pantas, -pen.) dikerjakan.” (An-Nubadz Fi Adabi Thalabil ‘Ilmi, hal. 113-115, Penulis : Al-Ustadz Zainul Arifin )

Kepedean banget tu ustad, kyai, ustadzah yang mengajarkan segala sesuatu berasarkan pemikiran atau logika diri sndiri. Padahal banyak kitab ulama salaf yang sudah banyak dituliskan penjelasannya. So, cek dulu penjelasan pengajiannya ke kitab ulama salaf, mereka lebih alim dari dia, wawasan keagamaannya lebih mendalam, hafalan hadis dan pemahamannya jauh lebih baik. Semestinya kita cermati dulu apa pendapat mereka mengenai dien ini, baru kita dakwahkannya. Palagi pada da'i da'i karbitan nih, ati dengan 'dakwah' yang mereka sampaikan.

Oya, berikut nih perkataan ulama mengenai  Orang Yang Tidak Boleh Diambil Ilmunya:


Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:

Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan-kesalahan.

Al-Imam Malik rahimahullahu berkata:
Tidak boleh seseorang mengambil ilmu dari empat (jenis manusia) dan boleh mengambilnya dari selain mereka (yaitu): (1) Ilmu tidak diambil dari orang-orang bodoh, (2) Tidak diambil dari pengekor hawa nafsu yang menyeru manusia kepada hawa nafsunya, (3) Tidak pula dari seorang pendusta yang biasa berdusta dalam pembicaraan-pembicaraan manusia meskipun tidak tertuduh berdusta pada hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, (4) Tidak pula dari seorang syaikh yang memiliki keutamaan, keshalihan serta ahli ibadah tetapi dia tidak lagi mengetahui apa yang tengah dibicarakannya.” (n-Nubadz fi ‘Adab Thalabil ‘Ilmi, hal. 22-23)

So, pilih pilihlah kalau ngaji. Titik.

Sumber Copas: Di Sini

Artikel Terkait

1 Komentar so far

kesimpulan dari artikelnya apa bosss??

sepertinya artikel ini ditujukan agar tidak mengikuti pengajian2 tertentu.. semacam memojokkan kelompok tertentu. dari artikel diatas sya blum menemukan analisis yang dalam mengenai masalah ngaji sembarangan. anda seperti yang anda tulis sendiri, mengatakan sesuatu namun tak ada analisa dari dalil2 yang disajikan. semacam asal comot dan dikasih pernik2 sendiri.
apakah ngaji sama temen2 NU, Muhammadiyah, persis atau yang mana yang kurang baik buat ngaji.


klo dari status dan tulisan anda sepertinya hanya akan membuat orang takut buat mempelajari Islam. dan anda akan bertanggung jawab di akhirat nanti....

Sharekan bagaimana pandanganmu sendiri mengenai artikel di atas..
EmoticonEmoticon