Ojo Dumeh dan kearifan lokal budaya jawa

Pagi - pagi Om saya datang kerumah dan dia nebeng untuk mendownload sejumlah video wayang yang menjadi klangenannya. Padahal istrinya dah mengeluh kegemaran wayangannya ini. la bagaimana tidak perotes, istrinya orang sunda, tiap hari mendengarkan bahasa kromo inggil yang kadang saya sendiri pun selaku orang jawa juga ndak mengerti itu sebenarnya ngomong apa hehe. 

Namun dari peristiwa peminjaman itu, aku pun jadi ikut-ikutan mendownload beberapa gamelan jawa. Yah iseng pikirku, sambil ngeblog mau ngapain. Mana dah dipasang pulsanya pulsa unlimited kan sayang kalau ndak dipakai buat ngapa-ngapain. Selain itu aku dapat sedikit pembelajaran mengenai ilmu Mawas Diri yang keren dalam budaya jawa. Ajaran agar menjadi pribadi yang peduli, tahu diri, dan tidak sombong alias dalam bahasa jawanya pribadi yang "mentang-mentang" atau pribadi "ojo Dumeh".


Ajaran ojo dumeh itu berkaya:

Lamun siro banter ojo nglancangi, 
[skalipun kamu bisa berlari kencang, ndak usah sok mendahului]

Lamun siro landep ojo natoni , 
[Skalipun kamu pisau yang tajam, janganlah sampai membuat orang lain terluka] 

Lamun siro pinter ojo ngguroni… 
[Skalipun kamu pintar, jangan menggurui]..


Kurang lebih salah satu makna yang bisa diambil adalah kita sadar Allah mudahkan seseorang bisa berada pada posisi terhormat, punya jabatan, kekuasaan yang mentereng, jalur riski yang mudah, serta lain-lain yang pada intinya ia punya posisi lebih dibandingkan orang lain. Orang tersebut hendakalah bersikap andhap ashor [rendah hati] kepada orang lain. 

Sikap rendah hati berupa tetap menghargai kepada orang yang bisa jadi belum dipertemukan jalur riski yang lebih mudah oleh Allah, jalur pekerjaan, sampai yang lain-lain sehingga dalam pandangan umum dirinya berada pada posisi 'hina' atau strata sosial yang rendah. Hanya saja, kita tetap harus menghargai, karena bisa saja dengan upaya, doa, dan kerja kerasnya yang gigih, Allah mudahkan, Allah bolak balik segalanya sehingga dia menjadi yang lebih baik dari seseorang diri kita saat ini.

So, tetap lah saling menghargai, jaga prasangka positif ke orang lain, serta kalau perlu support orang lain yang ingin bergerak maju sehingga benar-benar menjadi profil manusia berkualitas di masa yang akan datang. Semoga bermanfaat. 


Artikel Terkait

Sharekan bagaimana pandanganmu sendiri mengenai artikel di atas..
EmoticonEmoticon