Mario teguh lagi-lagi menginspirasiku. Ya inpirasi tentang urgensi perencanaan hidup. Kadang kita dirancukan pada kebaikan mengenai rencana, apakah kita yang merencakan atau mengalir saja mengikuti rencana Allah. Mario teguh secara tajam menjawabnya sebagai berikut:
Pak Mario, untuk apa kita berencana? Bukankah rencana Tuhan itu lebih indah?
Ooh … memang, dan itu sangat benar, bahwa rencana Tuhan itu lebih indah daripada apa pun yang ada di alam ini.
Tapi, adikku yang baik hatinya,
Rencana Tuhan tidak mulai mengurai dan menggelinding bersamamu, jika engkau tak bekerja dalam rencanamu.
Dalam rencana Tuhan tak tertulis rencana perendahan derajat dirimu atau penyulitan kehidupanmu.
Tapi kita, engkau dan aku, sering berlaku yang membelokkan rencana
perjalanan yang baik - dengan rasa malas, penundaan, pengutamaan yang
tidak penting, mendahulukan nafsu dan rasa marah, dan dengan kebiasaan
menduga-duga keburukan terhadap Tuhan dan kehidupan.
Adikku yang kebaikan hatinya adalah penentu kebaikan hidupnya,
Sematkanlah ini kuat-kuat di dalam hatimu, bahwa
Rencana Tuhan selalu berakhir dengan kebaikan.
Maka buatlah rencana yang baik bagi kepribadianmu, bagi pendidikanmu,
bagi pekerjaan dan keluargamu, dan bagi sumbanganmu kepada sesama.
Semoga dengannya Tuhan menjadikanmu pribadi yang indah, dalam kehidupan
yang indah, sebagaimana yang telah direncanakan-Nya bagimu.
Sayangnya, sebagian manusia terlalu takut membuat perencanaan positif bagi dirinya. Bahkan sekedar merencanakannya, padahal merencanakan yang demikian praktis dan gratis saja kan? Aku kasihan pada orang yang demikian itu, merencanakan baik saja tidak berani. Malah memilih menuruti rencana buruk dalam persangkaan-persangkaan hatinya saja. Allahu Akbar
Sharekan bagaimana pandanganmu sendiri mengenai artikel di atas..
EmoticonEmoticon