Al Imam Al Jauzi memberikan nasehat,"Hendaklah seseorang berusaha memiliki anak yang akan berdzikir kepada Allah ta'ala speninggalannya, sehingga pahalanya jg dpt ia rasakan. atau,hendaklah ia menulis kitab tentang ilmu. Sebab menulis ilmu ibarat anaknya yg akan ttp kekal. Dari kitabnya akan dinukil sesuatu yg dpt diikuti oleh org lain. inilah yg tak pernah mati. Suatu kaum telah meninggal, sedangkan di tengah-tengah manusia mereka masih hidup".
Jelas merupakan nasehat yang agung bagi setiap muslim yang bisa memahaminya. Secara singkat, kita bisa merasakan kemana arah nasehati itu sebenarnya mau berjalan, jelas kontennya ke arah akhirat. Hanya yang jadi pertanyaannya adalah..
- Bagaimana bisa melahirkan anak yang bisa berdzikir kepada Allah?
- Prototype orang tua seperti apa yang bisa melahirkan anak yang demikian itu?
- Cara pernikahan bagaimana sehingga bisa melahirkan keturunan yang bisa kita rasakan pahalanya sampai saat kita meninggal?
- Menulis ilmu, Ilmu yang seperti apa yang mau kita tulis?
- Emang kita dah paham mana yang ilmu itu? Mana yang shahih? mana yang nggak? bagaimana ulasan ulama yang terkuat mengenai sesuatu itu?
- Bagaimana kita bisa beri pijakan pemahaman yang benar mengenai suatu ilmu yang kebenarannya bisa di ikuti dan menjadi pahala bagi kita, jangan sampai kesesatannya yang malah jadi amal kebanyakan manusia sampai hari kiamat?
Allahhu Akbar,, nasehat ini nasehat sederhana yang menanggung konsekuensi besar. Sangat besar. Awali saja mengenai bagaimana bisa melahirkan anak yang shalih, bagaimana model pernikahan yang bisa melahirkan anak yang shalih?
- Apakaha anak yang kriteria demikian bisa lahir dari pernikahan yang dibangun atas pondasi maksiat zina hari ke hari melalui mekanisme pacaran?
- Apakah bisa muncul dari keluarga yang bapak ibunya saja memahami akidah saja belum beres?
- Lalu apakah bisa lahir dan terdidik anak-anak yang hatinya dzikir kepada Allah manakala cara mendidik anak sesuai tuntunan sunnah aja ilmunya oleh orangtuanya nggak dipegang?
- Bagaimana mengajarkan anak cinta Al Qur'an lawong hafalan juz Ama juga nggak 'tabungan hafalan' barang setengah juz?
- Bagaimana bisa lahirkan anak shalih yang menjadi pembela islam manakala lahir dilingkungan yang mendukung dia agar menjadi orang islam yang islamnya cuman islam KTP?
Renungan yang hebat. Renungan yang bener-bener dahsyat sampai menegur aku jauh kedalam renungan. Padahal Allah telah mengingatkan melalui rasulNya dalam hadist yang diriwayatkan Imam Hakim dalam kitab Al Mustadrak III: 296 bahwa rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Sesungguhnya anak bisa menjadikan seseorang bakhil, bodoh, dan pengecut" (HR. Bazzar, perawi hadistnya Tsiqoh).
Ya Allah, bukan sederhana masalah 'mbikin anak' ini. Allahu Akbar. rabbi zidni 'ilman, war zuqni fahman. Betapa banyak agama orangtua jadi rusak 'karena anak'. Orangtua jadi memiliki sifat bakhil, menjadi bodoh (ngerti syari'at namun melalaikannya demi anak), serta jadi pengecut (bisa jadi takut anaknya nggak bisa makan malah melakukan perbuatan maksiat, tidak beristiqomah mengusahakan secara jujur dan amanah). Hilang dirinya dari majelis ilmu yang selama ini telah menjadi taman syurganya. Kalah keistiqomahannya menuntut ilmu syar'i sebab kesibukannya 'cari makan' dan 'penghidupan buat anak istri'.
Pelajaran dari Amirul mukminin sebelum menikah
Maka bener-bener butuh ilmu. Maka tidak heran, amirul mukmini Umar bin KHatab radhiyallahu'anu dalam Kitab Shahih Bukhari, pada Kitabul Ilmi berkata, "Pelajarilah ilmu fiqih sebelum kalian menikah". Utamanya bagi laki - laki, lelaki akan menjadi pemimpin dalam rumah tangganya akan banyak keputusan yang kelak wajib dia ambil. Maka apa jadinya kalaulah dia tidak mendasari aneka keputusan itu tanpa didamping ilmu (ilmu syar'i ) yang memadai? Apalah artinya istri yang tanpa pemahaman agama yang baik, bukannya mengingatkan suami kala menyimpang, namun pakai ilmu apa dia mau mengingatkan, ngaji saja tidak? Allahu Akbar.
Alhamdulillah, hari ini bisa mendapatkan nasehat agung ini. Sebagai bahan renungan, persiapan, serta muhasabah yang baik. Semoga kiranya kita bisa punya anak yang tipikal Raihanullah. Nabi pernah menyampaikan bahwa anak bisa menjadi salah satu raihanullah yakni sesuatu yang senantiasa bisa dicium di sayang sebagaimana tanaman wangi yang Allah tumbuhkan. Subhanallah,,, keren ya? Semoga Allah mudahkan bisa mewujudkannya, sudah raihanullah, ia rajin berdzikir pula kepadaNya. Wallahu a'lam.
Sharekan bagaimana pandanganmu sendiri mengenai artikel di atas..
EmoticonEmoticon