Gaya Tipe Manusia CCTV Man CCTV GIrl

Kemarin habis jalan sama dua temen, kebetulan cewek, yang dua duanya sudah punya pacar masing-masing. Tiada misi apa-apa selain reunian ketemu kawan yang sudah lama nggak jumpa. Hanya ada sesuatu yang aku cermati mengenai perilaku salah satu pacar teman saya itu.

Setuju pacaran dong?
nggak, aku sama sekali nggak setuju..
Bagaimana ndak jadi bahan pembicaraan bagi kami, pacar si temenku itu baru aja SMS, SMS lagi. Baru balas,langsung balas lagi. Batinku, dasar pacaran masih baru beberapa waktu tu pasti. Daya posesifnya masih sangat tinggi dan alamat potensi sakit kala putus akan sangat nyelekit.
Fokusku pada ungkapan temenku,
"La kalau nggak dibalas marah owk dianya"
Ehm,aku garis bawahi perkara pribadi terus terang itu urusan masing-masing. Ni aku nulis disini, juga ndak ada motif menyindir atau apa, aku juga nggak nyebut inisial atau ciri fisik tertentu, buat share persepsi aja bagaimana salah satu perilaku manusia.


Pertanyaan Realistis Usil Juga
Ungkapan "La kalau nggak dibalas marah owk dianya" itu menarik. Sekaligus memancing beberapa persepsi pikir:

  1. Emang manusia asik kalau dipantau terus? di intai? bahkan oleh yang blm resmi jadi suaminya? (pomaneh nek resmi)
  2. Emang kalau selalu tau kegiatan pacar itu lantas mau apa? mau jadi CCTV Mman/ CCTV Girl?
  3. Emang kerjaan kita cuman mbalesin SMS-SMS dia? nggak ada aktivitas menarik dan pribadi kita yang asli buat diri kita sendiri yang sebenarnya si pengSMS juga memiliki kemerdekaan untuk melakukan aneka aktivitas pribadinya
  4. Emang kalau udah jadi pacar, si pacar semuanya adalah milikmu? nggak ada hak privasinya lagi?
  5. Kurang kerjaan amat kalau punya nuansa harus balasa SMS
  6. Si pengirim SMS apa juga nggak ada kerjaan lain selain nungguin balasan SMS itu? dan lain sebagainya.


Mengapa nuansa perasaan yang demikian bisa muncul?
Karena memang mindset awal menyayanginya yang keliru kalau dari persepsiku. Konsepsinya masih pakai konsep menyayangi jaman jadul dulu, bahwa keberadaan pasangan hidup itu buat saling isi mengisi (ah dari sini keknya juga muncul kenapa banyak yang blm nikah dah pada hamil, saling mengisi) satu sama lain. Persepsiku, mirip itu hanya saja fokus pada bahwa kalau kita mencintai seseorang itu konsepnya, kita kelebihan cinta,lalu dibagikan. Kita kelebihan kebahagiaan, lalu dibagikan.
Bukan kesepian lalu kita punya pacar agar nggak kesepian.
Bukan kita kurang bahagia lalu pengen punya pacar agar bahagia.
Singkatnya, bisa nggak yang dalam kondisi berpacaran itu tetep masih pegang prinsip with or without woman  i am heppy [buat cowok], atau with or without man  i am heppy [buat ceweknya]. Jadi nuansanya, mereka ketemu bawaannya sudah heppy, bukan menunggu saling menemui buat cari heppy. Ah mudah mudahan pada ngerti apa yang aku maksudkan.hahaha,, wallahu a'lam.

Artikel Terkait

Sharekan bagaimana pandanganmu sendiri mengenai artikel di atas..
EmoticonEmoticon